Kamis, 12 Mei 2011

Apa Itu Aperture

Hal terpenting lainnya dari spesifikasi lensa adalah aperture – yang merupakan berapa banyak cahaya yang dapat ditangkap oleh lensa. Semakin besar aperture nya, semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap, dan semakin dapat diandalkan untuk mengambil gambar dalam kondisi gelap. Lensa dengan aperture besar juga membuat kita dapat mengambil gambar dengan depth of field yang pendek yang memberikan kita hasil latar yang lebih blur. Tidak diragukan lagi semakin besar aperture maka semakin baik lensa tersebut, namun lensa dengan aperture besar paling tidak juga ukurannya lebih besar karena ukuran lensanya lebih besar maka juga akan menjadi lebih berat dan lebih mahal.

Aperture dari lensa DSLR biasanya disebut rasio focal, atau f-number. Ini adalah rasio antara focal length lensa terhadap diameter bukaan lensa. Jadi saat bukaan semakin besar pada lesan dengan aperture besar, maka f-number nya menjadi lebih kecil. Semakin banyak irisan lensa, pada dasarnya berfungsi untuk mengurangi lebar bukaan yang berdampak pada exposure dan depth of field, tapi lebih penting untuk memperhitungkan kemampuan maksimum aperture – atau f-number yang terkecil.



Pada lensa dengan focal length yang fix, hanya akan terdapat satu f-number – contohnya, 50mm f1.8. Sementara pada lensa dengan kemampuan zoom, biasanya terdapat dua nilai f, menandakan jangkauan – contohnya 18-55mm f3.5-5.6 – yang artinya f3.5 pada 18mm dan f5.6 pada 55mm. Tapi ada juga lensa zoom yang mempunyai nilai aperture yang fix – contohnya 17-55mm f2.8 yang artinya bukaannya tetap f2.8 pada posisi zoom manapun.

F-number 1.4, 2.8 dan 4 nampaknya sama saja, tapi sebenarnya masing-masing mempunyai kemampuan menangkap cahaya yang berbeda-beda. Contohnya lensa f1.4 dapat menangkap cahaya lebih banyak daripada lensa f2.0, atau empat kali lebih banyak dari lensa f2.8. Sama saja, dengan lensa f2.8 dapat menangkap cahaya dua kali lebih banyak daripada lensa f4, atau empat kali lebih banyak daripada lensa f5.6.

Lensa yang mengumpulkan cahaya dua kali lebih banyak juga membuat kamu dapat menggunakan shutter speed yang juga dua kali lebih cepat, atau pada shutter speed yang sama dengan hasil yang dua kali lebih gelap. Sebuah lensa yang mampu mengumpulkan cahaya empat kali lebih banyak artinya juga mempunyai kecepatan shutter empat kali lebih cepat, atau pada shutter speed yang sama dengan hasil yang empat kali lebih gelap. Jelas sekali lensa dengan aperture besar, dan tentunya f-number yang kecil, sangat ideal untuk mengambil gambar dalam kondisi gelap atau aksi-aksi yang cepat.

Hanya sayangnya, kompensasinya adalah lensa yang lebih besar, lebih berat dan lebih mahal, apalagi kalau itu adalah lensa zoom. Namun pengecualian untuk lensa 50mm (akibat faktor cropping pada kamera DSLR akhirnya berfungsi seperti lensa tele jarak pendek 70mm sampai 100mm).

Lensa ini harganya sangat terjangkau dan pada beberapa model menawarkan aperture f1.8, yang mengumpulkan cahaya delapan kali lebih banyak dibandingkan dengan lensa kit 18-55mm dizoom ke focal length yang sama. Nilai f yang kecil berarti juga kamu dapat dengan mudah mendapatkan latar yang blur. Itu kenapa lensa standar 50mm adalah pengenalan yang cocok digunakan untuk pemotretan dan juga kondisi gelap.
Pengaruh Sensor Terhadap Efektifitas Focal Length

Focal length sebenarnya terpengaruh dari jenis sensor yang ada pada kamera DSLR. Focal length yang tertera pada lensa hanya benar-benar efektif pada kamera DSLR dengan sensor full-frame atau kamera SLR lama yang menggunakan film 35mm. Sementara kebanyakan kamera DSLR mempunyai sensor yang lebih kecil yang menyebabkan cropping terhadap luas pandang dan efektifnya mengkalikan focal lengh sekitar 1.5 atau dua kalinya. Jadi model kamera yang bukal full-frame/crop merk Nikon, Sony dan Pentax efektifnya mempunyai focal length dikali 1.5. Sementara model crop pada merk Canon efektifnya dikali 1.6, sementara DSLR lain yang berdasarkan pada model 43 seperti Olympus atau Panasonic, efektifnya dikali dua.



Ini kenapa para fotografer bisanya membicarakan soal focal length ‘efektif’, dimana focal length yang tertera pada lensa dikalikan dengan nilai ‘cropping’ pada kamera DSLR. Jadi lensa kit standar dengan focal length 18-55mm dipasangkan ke body Nikon, sebenarnya menghasilkan nilai sebesar 27-82mm.

Artinya jika kamu menginginkan jangkauan standar 50mm pada kamera Nikon, kamu sebenarnya cuma memerlukan lensa dengan focal length 33mm (jenis yang mendekati adalah lensa 35mm). Jika kamu ingin jangkauan wide angle dari lensa 28mm, kamu dapat menggunakan lensa dengan focal length 18mm, dan seterusnya. Jadi selalu ingat untuk mengalikan focal length lensa dengan faktor cropping dari kamera DSLR mu – dengan begitu, kamu dapat mengetahui apa yang akan kamu dapatkan.

Sebagai catatan, karena kamera DSLR yang cropped-frame sebenarnya tidak menggunakan keseluruhan area dari lensa normal, beberapa produsen lensa menawarkan model lensa yang dikoreksi disesuaikan dengan frame yang lebih kecil ini. Canon, Nikon, Sony dan Pentax merefensikan lensa tipe ini sebagai jenis EF-S, DX, DT dan DA. Lensa ini sebenarnya tidak cocok untuk kamera DSLR full-frame, jadi jika kamu berencana untuk beralir ke kamera full-frame dikemudian hari, hindari untuk membeli lensa tipe ini.
Mengenal Apa Itu Focal Length

Spesifikasi yang terpenting dari lensa adalah focal length. Ini mendefinisikan jangkauan lensa dan berapa besar yang bisa masuk kedalam foto. Focal length diukur dalam satuan mm, dan nilai yang paling mendekati mata manusia adalah 50mm. Mata manusia mempunyai luas pandangan yang lebih lebar, tapi saat kamu melihat sebuah obyek dengan mata telanjang, dan dari lensa 50mm, pembesarannya akan terlihat sama. Ini kemana kamera 50mm dikenal sebagai lensa standar – dan cocok untuk segala jenis foto mulai dari landscape hingga potrait.



Lensa dengan focal length lebih kecil dari 50mm dikenal dengan sebutan wide angle karena lensa ini dapat mengambil gambar yang lebih lebar kedalam foto. Kalau kamu mengambil foto dalam posisi yang sama, dengan menggunakan lensa 25mm yang mempunyai sudut pandang dua kali lebih lebar daripada lensa 50mm, maka kamu dapat mengambil foto keseluruhan bangunan gedung, pemandangan, atau foto rombongan orang yang berjejer lebar – lensa ini sangat membantu saat kamu tidak bisa lagi mundur untuk mengambil foto. 28mm adalah lensa yang paling umum untuk wide angle dan ideal untuk foto pemandangan atau arsitektur, tapi kamu bisa saja memilih yang lebih lebar, pilihan dibawah 20mm biasanya dikenal dengan sebutan ultra-wide angle.

Memuat sudut pandang yang begitu lebar mengakibatkan lensa wide angle pasti mengalami sejumlah distorsi, khususnya pada bagian tepi, tapi hal ini dapat menambah efek seolah obyek menjadi lebih besar; dan memang lensa ultra-wide angle yang dikenal dengan istilah fish-eye, memanfaatkan efek distorsi ini untuk memberikan hasil foto yang lengkung. Lensa dengan focal length yang pendek juga mempunyai sudut pandang yang lebar, artinya juga mudah untuk mengambil foto dengan banyak fokus mulai dari dekat hingga terjauh. Kedua foto dibawah ini diambil dengan menggunakan lensa dengan focal length 17mm.



Lensa dengan focal length lebih besar dari 50mm biasa disebut dengan lensa tele. Lensa ini memuat sudut pandang yang lebih sempit, sehingga cocok untuk memperbesar obyek yang jauh atau mengambil gambar detailnya; lensa ini juga dapat memberikan efek tambahan saat mengambil gambar berupa potret manusia. Kebalikan dari wide angle, lensa dengan focal length yang lebih panjang sudah pasti mempunyai sudut pandang yang lebih sempit, artinya lebih mudah untuk mendapatkan efek blur pada latar – sangat ideal untuk foto potrait, foto binatang liar di alam dan foto aksi olah raga.

Focal length yang cocok untuk foto potrait/potret biasanya sekitar 85mm dan 135mm – lensa ini juga dikenal sebagai lensa tele jarak pendek. Sementara focal length untuk aksi olah raga atau alam biasanya lebih panjang – paling tidak sekitar 200mm, dan idealnya 300mm atau lebih. Para fotografer profesional olah raga atau alam sering menggunakan lensa 600mm, atauh bahkan lebih panjang lagi. Kedua foto dibawah ini diambil menggunakan lensa 400mm.



Kamu dapat memilih lensa yang mempunyai focal length yang fix, atau lensa zoom yang dapat berubah dari satu focal length ke lainnya. Lensa zoom dapat banyak membantu, tapi umumnya kualitas hasil fotonya tidak sebagus lensa fix. Focal length fix atau lensa ‘primer’ bisanya bentuknya lebih kecil, lebih ringan dan memberikan hasil yang lebih terang saat cahaya minim – baca artikel lain tentang aperture. Pilihan ini hanyalah mengenai fungsi zoom yang bisa banyak membantu atau lebih memilih kualitas gambar, namun ada juga lho lensa zoom yang mahal yang bisa memberikan kualitas yang lebih baik.

Lensa zoom umumnya mulai dari wide angle sampai kepada tele jerak pendek, seperti 28-80mm, meski beberapa lensa ‘super-zoom’ bisa memberikan jarak mulai dari 28-300mm, mencakup semua kebutuhan fotografi. Ada juga wide angle zoom yang biasanya menawarkan ultra-wide sampai jarak normal, seperti 16-33mm. Hampir sama dengan lensa zoom untuk tele jarak jauh yang mulai dari jarak pendek sampai tele jarak jauh, mulai dari 70-300mm.
Mengenal Lensa Dan Spesifikasinya

Keunggulan dari kamera DSLR adalah kita dapat mengganti lensanya. Kita bebas memilih lensa dengan sudut lebar untuk mendapatkan foto yang lebih lebar, atau lensa tele untuk memperbesar obyek yang jauh. Atau bahkan lensa makro untuk mengambil foto close-up dengan kualitas luar biasa. Hampir tidak ada batasnya apa yang kamu bisa lakukan, dengan mengganti lensa sesuai kebutuhan – dan budget – tapi dari mana kamu harus memulainya? Pada panduan kali ini saya akan menolong kamu untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan mu.



Saat memilih lensa baru, kamu terlebih dahulu harus mempertimbangkan foto seperti apa yang ingin kamu ambil dan belajar pengalaman atau ketidak puasanmu terhadap lensa yang sudah ada. Mungkin kamu berharap ada lensa yang bisa cocok untuk semuanya. Atau mungkin kamu bingung anatara lensa untuk foto aksi olah raga atau aksi binatang di alam liar sana. Atau mungkin kamu sudah cukup puas dengan kemampuan zoom lensa yang ada, kamu hanya ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, fokus lebih cepat dan ada fitur anti-goyang atau mungkin yang bisa menghasilkan foto yang lebih terang dalam suasana gelap.

Pastinya akan ada lebih dari satu pilihan yang cocok dengan apa yang kamu inginkan, jadi sebagai langkah selanjutnya kita perlu mengetahui opsi apa saja yang tersedia. Jika kamera ini adalah DSLR pertamamu, nama yang terdapat pada lensa kadang hanya berupa susunan huruf dan angka yang terlihat membingungkan, tapi sebenarnya mudah diartikan dari kelihatannya. Berikut kunci spesifikasi yang harus kamu perhatikan:
Focal length
Jangkauan dan Aperture
Mengenal Jenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR
May 28th, 2010 • Related • Filed Under

Jenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR yang beredar di pasaran sangat beragam, hal ini tentu sangat membingungkan pemula seperti saya yang ingin upgrade kit lensa bawaan kamera dslr. Masing masing lensa kamera dslr mempunyai fitur dan fungsi yg berbeda satu sama lain. Hal ini biasanya ditandai dengan penggunaan notasi pada setiap lensa. Sayangnya, beda merk beda pula notasi lensa-nya. berikut ini saya coba untuk memberikan pengertian cara membaca notasi-notasi pada Jenis2 dan Macam2 Lensa Kamera DSLR yang beredar di pasaran.
Jenis-jenis dan Macam-macam Lensa Canon

* EF – Lensa Canon EF bisa digunakan pada semua kamera digital slr Canon EOS. EF singkatan dari Electro Fokus, yaitu memiliki auto fokus yg digerakkan oleh sebuah electro motor yang terintegrasi pada bodi lensa. Semua kontak antara Lensa dan bodi kamera dikendalikan secara elektrik, sama sekali tidak ada kontak mekanis antara lensa dan bodi kamera
* USM – Ultrasonic Motor Drive – Lensa EF yang dilengkapi dengan USM drive, akan memberikan performa autofokus yang lebih cepat, akurat dan tenang, dan mengkonsumsi lebih sedikit daya dibandingkan dengan yang menggunakan motor drive AF . Ada dua jenis USM, ring-type USM and the micromotor USM. Ring-type USM selalu disukai karena unggul performa dan efisiensi, dan memberikan full time manual fokus operasi tanpa beralih dari modus AF.
* IS – Image Stabilizer – Berfungsi memiminimalkan atau bahkan menghilangkan gambar yang kabur karena goyangan pada kamera dengan bantuan accelerometer
* L Series Lenses – Kasta tertinggi dan termahal dari jajaran Lensa kamera Canon yang memiliki performa optical yang superior. dibuat dengan konstruksi yang solid. sehingga tahan dipakai secara intensif, dalam jangka waktu yang lama dan dalam kondisi apa pun. Lensa ini bisa dikenali dengan lingkaran merah di sekeliling bagian depan depan lensa.
* EF-S – Mounting Lensa ini adalah turunan dari EF lens mount dibuat untuk kamera Canon DSLR dengan APS-C sized image sensor.

mohon maaf, untuk artikel tentang notasi lensa pada lensa kamera dslr kali ini hanya membahas Lensa Canon, karena saya makenya juga Canon EOS 400D. Pada kesempatan lainnya akan saya bahas juga tentang Jenis dan Macam Lensa Kamera DSLR untuk merk2 lainnya
** APERTURE **
Aperture adalah sebuah ukuran BUKAAN lensa. Atau sering disebut dengan rana. Dan kodenya adalah F. Jujur saja, saya tidak tau kenapa namanya F, kenapa tidak X, Y, Z, hehehe. Anyway, F juga biasanya tertera pada lensa dan berguna untuk berbagai hal, antaranya adalah untuk jalur masuk cahaya (semakin besar sebuah F semakin banyak cahaya yang masuk), untuk DOF (Depth of Field – akan dibahas nanti), dan menentukan shutter speed anda – berhubung semakin banyak sinar yang masuk, semakin cepat shutter speed yang anda bisa dapatkan untuk menghindari shake / blur, dan semakin kecil angka sebuah F, maka semakin besarlah bukaan lensanya. F ini dapat membesar (sampai pada ukuran maximumnya) dan (mengecil sampai pada ukuran minimum). Semakin kecil angka sebuah F, artinya semakin besar bukaannya. Misalnya, sebuah lensa dengan F/1.4 mempunyai bukaan yang jauh lebih besar daripada sebuah lensa dengan F/3.5. Sebuah lensa zoom juga bisa mempunyai bukaan (F) yang berbeda pada ukuran zoom yang berbeda. Misalnya: 18-55mm F/4-5.6. Apa artinya ini? Artinya, pada focal length 18mm, maka bukaan lensa tersebut maximum dapat mencapat 4. Dan pada focal length 55mm, hanya dapat mencapai angka 5.6 (lebih kecil). Anda sendiri pun, dapat mengeset F anda sesuka hati, namun tetap terpaut pada angka maximum lensa tersebut – lensa F/4 tidak akan pernah bisa anda set ke 1.4 misalnya, atau 2, atau berapapun yang lebih kecil angkanya daripada 4. Dan angka minimum biasanya sampai dengan F/22. Lebih kecil daripada F/22 maka bukaan (lubang cahaya) pada lensa tersebut sudah hampir tertutup dan sudah tidak berguna untuk meneruskan cahaya ke sensor.

Contoh mudahnya ya seperti pupil di mata anda – yang dapat membesar dan mengecil menyesuaikan dengan cahaya yang ada.

** DEPTH OF FIELD (DOF) **
DOF adalah “kedalaman” sebuah pandangan lensa. DOF juga di tentukan oleh Aperture, atau si F tersebut. Sebuah F/1.4 mempunyai kedalaman pandang yang lebih sempit, dibandingkan F/4. Artinya, apabila anda mengambil sebuah foto yang berisi 2 manusia dan satu berdiri di depan dan satu di belakangnya dan anda focus pada orang yang di depan, pada F/1.4 kemungkinan besar orang yang di depan (yang anda focus) akan terlihat jelas dan tajam, namun orang dibelakangnya akan menjadi semu / buram / blur. Ini bukan gangguan pada lensa atau kamera anda, tapi ini adalah kedalaman pandang lensa anda. Apabila anda mengeset pada F/4, dan focus pada orang yang sama, maka kedua orang tersebut – yang depan dan belakang – kemungkinan besar akan terlihat jelas dan sama tajamnya. Itulah sebabnya apabila foto portrait sendiri, banyak orang akan mencari lensa dengan F yang besar (angka F yang kecil), untuk menghilangkan segala bentuk “distraksi” atau gangguan yang dapat menghalangi isolasi sebuah objek. Sedangkan untuk foto pemandangan dimana orang ingin mendapatkan setiap detail – biasanya akan di set pada F/8 sampai F/11.

** PERSPEKTIF **
Tergantung pada focal length lensa anda, background (latar belakang) sebuah objek dapat terlihat dekat atau lebih jauh. Visual efek tersebut dapat dinamakan “perspektif”. Dengan focal length yang kecil (lebih wide angle), background objek anda anda terlihat lebih jauh, daripada sebuah lensa dengan focal length yang lebih besar.

** MACRO **
Macro adalah jenis lensa yang dapat focus pada sebuah objek dengan sangat dekat, dan biasanya mempunyai kemampuan pembesaran sebuah objek dengan sangat mendetail. Macro ini biasanya juga terbagi menjadi 1:1 (true macro) yang dapat mendapatkan detail secara 1:1, dan 1:2 (walaupun termasuk lensa macro – banyak orang menyebutnya bukan TRUE macro). Biasanya lensa macro ini digunakan untuk mengambil gambar serangga, bunga, dan benda2 kecil lainnya.

** FISH EYE **
Sebuah jenis lensa yang dapat mengambil gambar dengan angle of view 180 derajat, dan menghasilkan gambar yang agak “spherical” atau cembung. Maka dinamakan lensa mata ikan (entah karena bentuk lensanya yang seperti mata ikan – atau gambar yang dihasilkan seperti pandangan seekor ikan). Lensa ini adalah lensa exotis, biasanya tidak dapat digunakan dalam keseharian kita (jarang lah).

** ASPHERICAL LENS **
Aspherical lens ini bukan lensa biasa, lensa ini cenderung lebih baik kualitasnya, dan tetap mempunyai ukuran yang relatif kecil, sehingga dapat mengurangi ukuran keseluruhan sebuah lensa. Dan biasanya, lensa aspherical dapat melebarkan sudut pandang sebuah lensa dengan tetap menjaga ukuran, meningkatkan kualitas dan juga mengungari efek negatif sebuah lensa.

** JENIS ELEMEN LENSA **
Lensa juga terbagi dalam jenis elemen yang berbeda beda pula. Dan ada tingkatannya, tentunya semakin baik tingkatan sebuah elemen, semakin baik pula penangkapan gambarnya. Selain elemen lensa “biasa”, ada elemen yang setidaknya diatasnya, dan biasanya sebutannya berbeda untuk setiap produsen lensa yang berbeda pula. Tapi kiranya dapat di sebut LD / ED yang artinya Low Dispersion, atau Extra-Low Dispersion. Yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan warna, ketajaman, tingkat purple fringing, dan chromatic aberrations yang lebih baik. Setingkat diatasnya biasanya di sebut SLD / SED yang artinya Super Low Dispersion atau Super Extra-Low Dispersion. Tentunya lensa yang mengandung elemen tersebut lebih mahal daripada lensa yang hanya berisi elemen “biasa”. Namun bukan berart sebuah lensa tanpa elemen tersebut itu jelek lho…

** STABILIZER **
Lensa juga mempunyai stabilizer yang dapat mengurangi blur apabila terjadi goyang / getar, atau shake. Sehingga anda dapat lebih nyaman mengambil gambar tanpa terlalu khawatir apabila anda mengambil foto dimana anda kurang seimbang, atau gemetaran karena gugup mungkin? Hehehe, dan juga membantu saat slow-shutter speed dimana geteran adalah suatu hal yang rawan membuat gambar blur. Stabilizer ini tidak bisa dipastikan bekerja 100%, tapi memperbanyak hasil gambar yang baik dibandingkan tanpa stabilizer. Misalkan: Anda sedang mengambil foto lowlight dengan shutter speed yang relatif lambat, tanpa stabilizer, mungkin hanya 5 dari 10 foto yang anda ambil layak untuk di cetak (kecuali anda bisa mematung dengan sempurna), sedangkan dengan stabilizer, anda bisa mendapatkan 8 dari 10 foto yang anda ambil, layak untuk di cetak. Stabilizer tidak memberikan kepastian, namun memberikan kemungkin hasil yang baik lebih banyak. Dan juga saya mendengar bahwa lensa dengan stabilizer cenderung membuat baterai kamera anda lebih boros (benar tidaknya saya belum bisa konfirmasi). Dan juga, sama seperti jenis elemen lensa, setiap produsen mempunyai nama sendiri untuk stabilizer pada lensa ini. Nikon: VR (Vibration Reduction). Canon: IS (Internal Shake-reduction atau Internal Stabilizer gak tau mana pastinya hehe). Leica: Mega O.I.S. (Optical Internal Stabilizer). Dll.

** SUPERSONIC MOTOR **
Lensa lensa generasi baru dilengkapi dengan motor supersonic, dimana lensa tersebut dapat focus lebih cepat, lebih “smooth”, dan lebih sunyi dibandingkan dengan lensa yang tidak mempunyai supersonic motor. Sampai dengan saat ini, Supersonic motor masih terus dikembangkan dan sepertinya akan menjadi sebuah “standard” pada sebuah lensa.

** INTERNAL FOCUS **
Lensa jenis ini mempunyai system IF (Internal Focus) dimana pada saat mencari focus, ukuran fisik sebuah lensa tidak memanjang atau memendek. Tidak semua lensa mempunyai fitur seperti, namun saya sangat suka dengan fitur IF ini. Berhubung lensa anda tidak kelihatan maju mundur saat mencari focus (keren aja gitu), dan tidak takut kepentok benda apapun yang mungkin ada didepan lensa anda (siapa tau anda tidak sengaja atau gimana lah).

Sekian dulu dari pada yang bisa saya berikan mengenai segi teori dan teknis sebuah lensa SLR, semoga dapat membantu rekan2 sekalian, khusus nya bagi para pemula untuk memahami lebih mendalam kebutuhan lensa anda.

Bagi yang merasa ada yang salah, atau ada yang kurang, monggo silahkan dikoreksi atau ditambahkan

mengenal jenis lensa

[Artikel] FAQs mengenai lensa SLR.
[Artikel] FAQs mengenai lensa.

Sepertinya beberapa anggota FD banyak yang suka fotografi, dan juga memiliki kamera SLR. Saya ingin berbagi juga tips dan FAQs mengenai lensa SLR.

Untuk para pemula, atau mungkin siapa saja yang ingin tahu sebuah lensa secara lebih mendetail, mengenai jenis kacanya, kodenya, teknologinya, dsb. Saya disini akan mencoba menjabarkan (dengan sebaik-baiknya dari kemampuan saya), untuk memberikan pengertian yang lebih dan mudah untuk anda.

Sebuah lensa itu tidak mudah di buat, terdapat unsur matematis yang harus tepat dan akurat, jenis kaca, jenis lapisan pelindung (coating), jenis motor, dan lainnya.

Apalagi bagi kita yang masih tergolong pemula, mungkin kita akan bingung apabila suatu saat kita akan membeli sebuah lensa, atau akan menjual lensa milik kita. Apa aja sih yang perlu kita ketahui? Ya itu terserah anda, sah-sah aja sebenarnya anda tidak tahu apa2 mengenai lensa anda, yang penting anda senang memakainya, tapi – apakah itu “baik”? Ya relatif, menurut saya sih ada baiknya mengenal lensa anda sedikit banyak.

Ada suatu kutipan, “Knowing your lenses means knowing photography”. Dan ya, menurut saya kalimat itu tepat sekali, dengan mengenal lensa anda, anda bisa tau sampai dimana batas keunggulan lensa anda, dan kekurangannya, sehingga anda dapat memaximalkan kegunaan lensa anda dalam mengambil sebuah gambar. (Yah kalau anda mau memaximalkan dengan cara lain – buat ganjalan pintu misalnya – itu juga terserah anda, hehe, whatever makes you happy!)

Langsung saja kita menuju pokok pembahasan.

** FOCAL LENGTH **
Atau sering kita sebut FL (singkatannya). Focal length adalah satuan ukuran sebuah lensa dimana ukuran tersebut ditentukan daripada panjang – pendeknya jangkauan sebuah lensa..

Sedikit koreksi. Focal length itu adalah jarak nodal point dengan focal planenya. Atau kalau dibayangin adalah jarak titik api dengan film/sensornya.

Focal length tidak bergantung pada formatnya, tetapi memiliki implikasi sudut pandang yang berubah-ubah sesuai sensornya. Memang lebih mudah menulis FL dalam mm daripada AoV dalam derajat atau radian. Karenanya Anders Uschold mengatakan bahwa menggunakan FL untuk illustrasi AoV adalah salah kaprah yang keterusan, padahal informasi yang hendak disampaikan adalah sudut pandang (AoV)

Illustrasinya adalah menggambarkan sudut yang dibentuk oleh kaki-kaki segitiga samakaki, tetapi illustrasinya menggunakan tinggi segitiga tersebut.

Dan ini biasanya tertera di lensa tersebut, dengan ukuran millimeter (mm). Focal length juga dapat dibagi menjadi dua type, FIX dan ZOOM. Dua type tersebut juga tentunya membedakan jenis sebuah lensa. Sebuah lensa zoom, tentunya bisa “maju mundur”, mendekatkan pandangan anda pada sebuah objek, atau menjauhkan pandangan anda dari sebuah objek untuk mendapatkan gambar yang lebih luas. Contoh: 18-55mm adalah sebuah lensa zoom. Dia dapat mengambil gambar dari jarak 18mm sampai dengan 55mm (artinya bisa 19, 20, 21, 22, dst s/d 55). Fix atau sering juga di sebut PRIME LENS, adalah sebuah lensa dengan ukuran “mati”. Artinya dia tidak dapat maju mundur, dan hanya bisa mengambil foto dengan jarak tersebut. Contoh: 50mm adalah sebuah lensa fix, dan hanya dapat mengambil foto pada jarak 50mm. Apabila anda ingin mengambil gambar yang lebih luas dan menjauhkan diri dari objek, atau ingin mengambil gambar lebih dekat – maka kaki andalah yang harus bergerak – bukan lensa anda. Sebuah focal length juga dapat juga mengartikan angle of view (sudut pandang) sebuah lensa. Contohnya: 12mm mempunyai angle of view 122 derajat, dan 50mm mempunyai angle of view 46.8 derajat.
__________________
Need your memories to be memorable?
To view links or images in signatures your post count must be 5 or greater. You currently have 0 posts.

Birkin 35 stamp L rouge garrance clemence for sale.
To view links or images in signatures your post count must be 5 or greater. You currently have 0 posts.