Kamis, 12 Mei 2011

Apa Itu Aperture

Hal terpenting lainnya dari spesifikasi lensa adalah aperture – yang merupakan berapa banyak cahaya yang dapat ditangkap oleh lensa. Semakin besar aperture nya, semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap, dan semakin dapat diandalkan untuk mengambil gambar dalam kondisi gelap. Lensa dengan aperture besar juga membuat kita dapat mengambil gambar dengan depth of field yang pendek yang memberikan kita hasil latar yang lebih blur. Tidak diragukan lagi semakin besar aperture maka semakin baik lensa tersebut, namun lensa dengan aperture besar paling tidak juga ukurannya lebih besar karena ukuran lensanya lebih besar maka juga akan menjadi lebih berat dan lebih mahal.

Aperture dari lensa DSLR biasanya disebut rasio focal, atau f-number. Ini adalah rasio antara focal length lensa terhadap diameter bukaan lensa. Jadi saat bukaan semakin besar pada lesan dengan aperture besar, maka f-number nya menjadi lebih kecil. Semakin banyak irisan lensa, pada dasarnya berfungsi untuk mengurangi lebar bukaan yang berdampak pada exposure dan depth of field, tapi lebih penting untuk memperhitungkan kemampuan maksimum aperture – atau f-number yang terkecil.



Pada lensa dengan focal length yang fix, hanya akan terdapat satu f-number – contohnya, 50mm f1.8. Sementara pada lensa dengan kemampuan zoom, biasanya terdapat dua nilai f, menandakan jangkauan – contohnya 18-55mm f3.5-5.6 – yang artinya f3.5 pada 18mm dan f5.6 pada 55mm. Tapi ada juga lensa zoom yang mempunyai nilai aperture yang fix – contohnya 17-55mm f2.8 yang artinya bukaannya tetap f2.8 pada posisi zoom manapun.

F-number 1.4, 2.8 dan 4 nampaknya sama saja, tapi sebenarnya masing-masing mempunyai kemampuan menangkap cahaya yang berbeda-beda. Contohnya lensa f1.4 dapat menangkap cahaya lebih banyak daripada lensa f2.0, atau empat kali lebih banyak dari lensa f2.8. Sama saja, dengan lensa f2.8 dapat menangkap cahaya dua kali lebih banyak daripada lensa f4, atau empat kali lebih banyak daripada lensa f5.6.

Lensa yang mengumpulkan cahaya dua kali lebih banyak juga membuat kamu dapat menggunakan shutter speed yang juga dua kali lebih cepat, atau pada shutter speed yang sama dengan hasil yang dua kali lebih gelap. Sebuah lensa yang mampu mengumpulkan cahaya empat kali lebih banyak artinya juga mempunyai kecepatan shutter empat kali lebih cepat, atau pada shutter speed yang sama dengan hasil yang empat kali lebih gelap. Jelas sekali lensa dengan aperture besar, dan tentunya f-number yang kecil, sangat ideal untuk mengambil gambar dalam kondisi gelap atau aksi-aksi yang cepat.

Hanya sayangnya, kompensasinya adalah lensa yang lebih besar, lebih berat dan lebih mahal, apalagi kalau itu adalah lensa zoom. Namun pengecualian untuk lensa 50mm (akibat faktor cropping pada kamera DSLR akhirnya berfungsi seperti lensa tele jarak pendek 70mm sampai 100mm).

Lensa ini harganya sangat terjangkau dan pada beberapa model menawarkan aperture f1.8, yang mengumpulkan cahaya delapan kali lebih banyak dibandingkan dengan lensa kit 18-55mm dizoom ke focal length yang sama. Nilai f yang kecil berarti juga kamu dapat dengan mudah mendapatkan latar yang blur. Itu kenapa lensa standar 50mm adalah pengenalan yang cocok digunakan untuk pemotretan dan juga kondisi gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar